Jumat, 7 Maret 2014, merupakan hari ketiga terselenggaranya Gladhi Penelitian Ilmiah Remaja. Peserta mendapat kesempatan emas untuk bertemu dengan salah satu dewan juri sains terapan OPSI, yaitu Dr. dr. Boedhi Susilo, M.Si. Diawali dengan menjelaskan pengertian ilmu pengetahuan, dr. Budhi mengarahkan peserta untuk mengetahui dasar-dasar penulisan proposal karya ilmiah. “Ilmu adalah pengetahuan yang dilahirkan melalui suatu metode ilmiah”. Beliau juga memberikan persamaan untuk menyelesaikan masalah dengan baik, yaitu P = (E – O) x C atau Problem = (Expectation – Observation) x Concern.
Setelah istirahat dan makan siang, sesi kelas kembali dibuka oleh Dr. Susiani Purbaningsih, DEA (Biologi, Universitas Indonesia). Pada kesempatan ini beliau memberikan pengarahan tentang Analisis dan Metode Penelitian. Secara sederhana beliau menggambarkan analogi ilmu pengetahuan yang mampu dimengerti oleh siswa. “Coba bayangkan gelas kosong sebagai bekal awal kita pada saat diberi pengarahan oleh guru. Sebelum berangkat ke sekolah bacalah buku atau materi yang ada di internet. Paling tidak kita punya bekal, gelas kosong tadi sudah terisi setengah. Sesampainya di sekolah, guru akan menuangkan ilmu pengetahuan baru, sehingga gelas kalian akan lebih cepat terisi penuh”.
Setelah sesi kelas kedua selesai dilaksanakan, terdapat dua agenda yang dilaksanakan di Hotel Cailendra Extention. Peserta GIPR mendapat pengarahan oleh Drs. H. Mukhlis Ainuri, M.Hum tentang penulisan laporan penelitian. Beliau menjelaskan secara rinci aturan-aturan penulisan karya ilmiah. “Penyakit dalam tulisan karya ilmiah adalah plagiarisme”, beliau juga menyampaikan bahwa peneliti harus memiliki sifat yang terbuka untuk dapat menerima saran dan kritik. Pada waktu yang sama, perwakilan guru SMA se-DIY mendapatkan pengarahan dari narasumber, yaitu Dr. dr. Boedhi Susilo, M.Si., Dr. Dwi Anita Suryandari, M. Biomed., dan Dr. Susiani Purbaningsih, DEA. Sesi diskusi tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran penelitian di Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Ilmu pengetahuan tidak akan habis jika dibagi, justru dia akan terus berkembang”- Dr. Susiani Purbaningsih, DEA. (@dydhn)