Oleh: Rhama – Tata – Fian
Penelitian kesehatan sebetulnya mencakup cabang ilmu yang sangat luas meliputi biologi, anatomi, fisiologi, farmakologi, psikiatri/psikologi, bahkan mencakup juga ilmu sosial humaniora. Namun dalam event Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI), bidang kesehatan masuk ke dalam kelompok Sains Terapan, sehingga kita bisa menyempitkan sudut pandang bidang kesehatan ini sebagai ilmu pengetahuan murni (sains) yang bisa diterapkan ke masyarakat secara langsung.
Berbeda dengan kelompok Sains Dasar yang banyak membahas tentang pembuktian suatu teori, atau bahkan menambahkan ilmu atau teori baru. Kelompok Sains Terapan ini akan lebih fokus menciptakan suatu produk yang bisa menyelesaikan masalah-masalah yang ada di masyarakat (yang tercantum pada rumusan masalah).
Kesalahan paling umum siswa dalam membuat penelitian adalah memperoleh ide secara acak dan mencoba-coba suatu produk yang kemudian baru dicari “ini bisa untuk menyelesaikan masalah apa ya?”. Idealnya adalah, siswa menemukan terlebih dahulu masalah-masalah nyata yang ada di masyarakat (bisa di sekitar rumahnya, di sekitar sekolah, atau bahkan masalah pribadinya), baru kemudian dicari solusinya.
Kesulitan siswa pada awal penelitian / pencarian ide adalah “bingung harus melakukan apa”. Penyebabnya adalah karena siswa kurang membaca dan berkonsultasi. Siswa harus belajar mandiri baik dari buku, artikel, maupun jurnal penelitian. Selain itu siswa perlu memperoleh bimbingan dari guru pembimbing penelitian dan laboran (staf laboratorium) di sekolah, bila perlu mendapat pembimbingan dari dosen, pakar, dan laboran (staf laboratorium) di universitas atau lembaga terkait.
Setelah menemukan masalah yang akan diangkat menjadi penelitian, ada baiknya kita memperhatikan petuah dari Ki Hadjar Dewantara, yaitu
1) niteni (memperhatikan), masalah itu kita pelajari secara detail.
2) niroake (mencontoh), kita pelajari solusi yang sudah ada sebelumnya.
3) nambahi (berinovasi), kita melakukan inovasi untuk menyempurnakan penyelesaian masalah yang telah ada sebelumnya, atau bahkan memunculkan solusi baru.
Contoh inovasi: Jika sebelumnya pemberantasan nyamuk Aedes aegypti dilakukan dengan cara penyemprotan nyamuk dewasa dan program 3M (meguras, menutup, mengubur) untuk memberantas jentik-jentik, UGM berinovasi yaitu dengan memunculkan parasit pada tubuh nyamuk yang akan menghambat tumbuhnya virus dengue sehingga ke depannya nyamuk Aedes aegypti tidak akan bisa lagi menyebarkan virus dengue.
Inovasi-inovasi unik ini lah yang diharapkan bisa muncul dari benak siswa, dan dituntaskan dalam bentuk karya dan dibuktikan dengan penelitian.
Bidang kesehatan termasuk cukup mudah untuk dicari masalahnya. Banyak tema-tema yang bisa dipelajari pada bidang kesehatan. Berikut kami tampilkan sub tema bidang kesehatan yang sesuai untuk kemampuan siswa SMP-SMA:
- Farmakologi
Dilihat dari tahun-tahun sebelumnya, farmakologi merupakan tema yang paling banyak diambil oleh siswa-siswa yang ada di bidang kesehatan. Memang, farmakologi merupakan tema yang paling simpel dan mudah untuk dipelajari metodenya. Biasanya siswa meneliti suatu tanaman untuk dijadikan obat yang menyembuhkan suatu penyakit tertentu. Namun, karena banyaknya siswa yang mengambil tema ini, menyebabkan persaingan menjadi sangat ketat.
Perlu diketahui, di Indonesia, penelitian tentang tanaman obat memiliki potensi yang sangat besar, di setiap daerah di Indonesia memiliki berbagai jenis jamu yang sering digunakan oleh masyarakat setempat, namun sayangnya jarang ada yang meneliti sampai tuntas. Sebagai gambaran untuk mempermudah, kita perlu tahu terlebih dahulu istilah “jamu”, obat herbal terstandar”, dan “fitofarmaka”.
Jamu adalah ramuan obat turun temurun dari nenek moyang yang dipercaya memiliki efek yang baik untuk kesehatan, misalnya jamu anti-pegal, jamu penambah nafsu makan, jamu untuk gatal-gatal, dan sebagainya. Namun sayangnya jamu ini belum terbukti secara ilmiah apakah memang benar-benar manjur dan aman untuk dikonsumsi, karena selama ini hanya dipercaya secara turun temurun (bukti empiris). Jamu tidak mengenal dosis, sehingga minum satu gelas atau satu cangkir pun tidak ada aturan yang jelas. Contoh produk jamu adalah: jamu kunir asem, beras kencur, produk produk jamu buyung upik.
Satu tingkat lebih tinggi dari jamu adalah “Obat Herbal Terstandar”. Obat herbal ini mulai banyak dipasarkan di Indonesia. Obat herbal terstandar adalah jamu yang telah diteliti secara pre-klinis (dengan hewan coba), sehingga dapat diketahui dosis optimalnya, dan batas aman dosisnya untuk dikonsumsi. Biasanya obat herbal ini sudah dikemas dengan rapi dan ada petunjuk pemakaiannya. Salah satu contoh Obat Herbal Terstandar adalah: tolak angin, mastin, garcia.
Tingkatan paling tinggi dari obat herbal adalah Fitofarmaka, bahkan fitofarmaka ini sudah dianggap setara dengan obat kimia. Fitofarmaka adalah obat herbal yang telah diteliti secara klinis (dicoba pada manusia), sehingga kita bisa lebih yakin bahwa fitofarmaka ini lebih terpercaya karena memang sudah pernah diteliti efeknya pada manusia. Contoh produk fitofarmaka: Stimuno.
Siswa yang ingin penelitian tentang obat-obatan, harus banyak belajar mengenai farmakologi. Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari suatu zat kimia (obat) yang bisa mempengaruhi tubuh subjek. Peneliti harus paham ilmu tentang (1) farmasetika, yaitu bagaimana suatu zat bereaksi di luar tubuh subjek (misalnya saat dilakukan pengenceran, mencampur dengan zat lain, dipanaskan, dll), (2) farmakokinetik, yaitu bagaimana zat kimia masuk ke dalam tubuh subjek, beredar di dalam tubuh, hingga akhirnya dibuang keluar tubuh, dan (3) farmakodinamik, yaitu bagaimana zat kimia berefek pada tubuh subjek, manjur atau tidak efek obatnya.
Diharapkan siswa tidak hanya berhenti meneliti sebatas jamu, namun bisa diteliti secara cermat minimal menjadi obat herbal tersandar. Dengan cara seperti itu, bisa menarik peneliti-peneliti senior untuk meng-upgrade obat herbal tersbut menjadi fitofarmaka.
- Gizi
Masalah gizi di Indonesia sangatlah banyak. Saat ini, banyak daerah yang masyarakatnya masih kurang gizi (marasmus, kwarshiorkor), defisiensi nutrisi (anemia, defisiensi vitamin A, defisiensi iodium), dan gaya hidup yang kurang sehat (obesitas, diabetes mellitus). Hal ini sangat menarik untuk diteliti, dan dicari solusinya dari sudut pandang gizi masyarakat
Banyak bahan makanan pokok yang bernutrisi tinggi namun belum dimanfaatkan optimal. Yang saat ini sudah diketahui: serangga bisa dijadikan alternatif pemenuhan protein, beberapa jenis ubi-ubian ada yang memiliki kadar iodium tinggi untuk mencegah sakit gondok, ubi-ubian yang memiliki nilai glikemik indeks rendah sehingga baik untuk penderita diabetes. Dan masih banyak lagi potensi bahan makanan di Indonesia yang perlu dikembangkan untuk mengatasi masalah gizi di masyarakat.
- Pengendalian Infeksi / Mikrobiologi
Indonesia berada di daerah tropis, panas, dan lembab, hal ini surganya mikroorganisme untuk tumbuh. Virus, bakteri, jamur, parasit, seringkali menjadi musuh kita sehari-hari. Sudah banyak upaya untuk mencegah mikroorganisme ini supaya tidak menjadi penyakit. Salah satunya yaitu program pemerintah untuk 3M (menutup, menguras, mengubur) untuk mencegah penularan virus dengue oleh vektor nyamuk aedes aegypti. Meskipun sudah ada program pemerintah untuk pengendalian infeksi, namun masih saja masalah infeksi belum terselesaikan sepenuhnya. Siswa bisa mengembangkan ide terkait pengendalian infeksi untuk menjadi tema penelitiannya.
- Kesehatan Kerja
Indonesia merupakan negara berkembang dan memiliki pertumbuhan pembangunan yang sangat pesat. Pertumbuhan pembangunan tersebut seringkali kurang memperhatikan keselamatan para pekerjanya. Ada pekerja yang terkilir karena salah gerakan saat bekerja, atau membawa beban terlalu berat. Ada yang mengalami iritasi panas atau bahan kimia. Ada pekerja yang menjadi berkurang daya pendengarannya karena bisingnya tempat kerja. Kesehatan kerja merupakan tema yang jarang diambil oleh siswa untuk dijadikan penelitian, namun tema ini justru memiliki prospek yang bagus karena berhubungan langsung dengan lingkungan dan kehidupan sehari-hari.